PRANG... seperti bunyi piring pecah... seperti itulah rasaku yang tak tertahankan lagi. Bisakah semua pecahan piring itu kusambung kembali dan menjadi seperti sedia kala??? Tidak akan bisa kurasa....
Hanya bisa tersenyum di depanmu dan semua orang yang sangat ingin berusaha mengerti aku. Mereka membuatku terasa lemah dan tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan air perih itu di wajahku.
Seperti di depanmu, hal yang sama kulakukan di depan mereka. Aku tidak pernah merasa berkeinginan membuatmu buruk di mata mereka. Tetapi, aku tidak sanggup dan merasa lelah menahan semua air perih itu. Yang hanya bisa kukeluarkan saat tidak ada dirimu dan siapapun di dunia ini.
"Aku membutuhkanmu" itulah perkataan yang terus tergambar dengan jelas di tempatku bernafas. Hingga aku merasa lelah dan masuk ke dalam lubang yang gelap untuk menemukan dirimu yang telah hilang bersama pecahan piring itu. Tetapi, saat aku tersadar kembali dan membuka mata... Dirimu bahkan bayanganmu... tidak pernah muncul di depanku lagi. Dan kebodohanku mulai tampak saat merasa dan berharap kau akan datang melihatku.
Walaupun hanya datang dan tersenyum, aku pun tetap berharap akan itu. Juga sayap lebar yang mendekapku hanya sebagai bonus dalam semua harapanku. Apakah semua itu tidak akan pernah tampak dan hadir lagi dalam hidupku? Sepertinya iya. Aku telah merasa kehilangan segalanya dan merasa logikaku kecil karena membiarkan dirimu pergi melewatiku. Bahkan saat kata yang jelas tergambar itu tetap kurasakan, aku tetap menatap bintang untuk membuat air perih itu tertahan sejenak. Dan tidak akan pernah tau sampai kapan aku menatap bintang setiap harapanku muncul. Dan tidak akan pernah terjadi lagi untuk selamanya mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar