Kamis, 23 September 2010

Hal yang Bersifat Manipulasi

Tertawa... ya mungkin hanya dengan tertawa segalanya dapat berubah secepatnya. Saat benar-benar merasa ingin tertawa, saat itulah aku merasa tetesan itu jatuh. Begitu juga sebaliknya... saat tetesan itu jatuh, saat itulah aku ingin sekali tertawa dengan kerasnya. Membuat suatu manipulasi dalam segalanya. Sampai akhirnya, aku merasa bingung akan perbedaan waktu yang harus kulakukan dalam dua hal tersebut. Apakah aku harus tertawa saat sebuah pelangi dengan indahnya di depan mataku atau harus meneteskan air itu saat ketajaman pecahan kaca itu menusukku???
Mungkin manipulasi itu telah benar-benar terwujud dengan cantik dan tidak menghilangkan jejak sedikitpun. Termasuk membuat hal itu menjadi pemikiran dalam logika siapapun juga. Tapi, ternyata hal itu membuatku semakin tersungkur dan tidak menemui jalan baru dalam menghapus hal itu. Bisakah??mampukah??itu semua kukembalikan sesuai jalannya dan bukan menjadi manipulasi yang salah arahnya???
Aku tidak tau... benar-benar tidak tau...
Namun, aku terus mencoba mengarahkan kedua jalan itu mengikuti pemikiran dan arah nafasku. Terasa sulit memang... dan membuatku merasa semakin nyaman dengan keadaan ini. Kenyamanan ini jugalah yang membuatku bertahan dalam manipulasi tersebut. Karena aku tau,,,segalanya telah berubah... dan manipulasi itu membuatku lebih bertahan hidup di hadapan semua malaikat-malaikat yang mengeliliku. Termasuk iblis-iblis yang juga mendukung kenyamananku. Dan malaikat yang mempunyai peranan sebagai malaikat dan iblislah yang membuatku merasa harus melakukan manipulasi ini tanpa maksud apapun...Hanya saja harus kulakukan dan kupertahankan sampai tidak ada ujungnya...Untuk malaikat sang iblis itu... yang membuat manipulasi ini semakin menusukku perlahan... sekejap... dan menghilangkanku dengan mudah tanpa kutahu kapan waktunya itu. Waktunya aku merasa cukup atau merasa harus mengembalikan arah manipulasi dengan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar